Ikhlaskan?
Malam semuamya,
Malam ini gue sedang tidak bisa tidur, dan ingin melampiaskan apa kegundahan gue,
Mungkin gue ga akan terlalu frontal berceritanya, cuman pengen merasa lega aja sudah menuangkannya. *kayak celengan*.
Its been hard times lately.
This mind is so fuckin' trouble maker.
Kenapa susah diajak kompromi ya otak ini.
Kenapa juga lingkungan terkadang tidak mendukung.
Mencoba positif, tapi orang2 sekitar menyebalkan.
Beberapa hari lalu gue tidur subuh, dan gue sedang memikirkan suatu masalah gue dengan orang yg sudah terlalu membekas, dan sekalian juga gue memikirkan tentang kesuksesan gue kelak,
Gue tanya sama Tuhan, apalagi yang masih kurang di gue, apalagi gembok2 yang masih terkunci supaya gue bisa sukses,
Dan lu tau? Tiba2 terbesit dikepala gue suara 'ikhlaskan dia'.
What?ikhlaskan?
Gue kembali bertanya, knpa gue harus ikhlaskan? Ikhlaskan dalam arti apa ini Tuhan?
Ga ngerti. Knpa kata2 ikhlaskan itu yang muncul dikepala gue.
Ya Tuhan gimana caranya?
Apa arti dari ikhlaskan itu?
Ga ngerti, gue baru pertama kali kayak gini.
Kenapa gue terlalu membenci dia.
Gue tau ini udah tahap parahnya gue.
Kadang gue ngerasa kok gue punga 2 sifat ya,
Sometimes i'm fine, but sometimes i'm so upset.
Ga baik kayak gini, gue tau, tau banget.
Tapi kenapa susah sekali untuk healing.
Ini yang bikin gue terpuruk dari akhir tahun 2018 kemarin, sampai sekarang bulan 9.
9 bulan gue dihantui dengan emosi negatif.
Seakan2 cara berpikir gue kejam sekali.
Gue benci, benci banget.
Gue mencoba untuk fine dan damai, tapi cuma bertahan sebentar, setelah itu akan balik lagi.
Capek. Gue capek kayak gini. Gue capek sama emosi negatif ini.
Sometimes gue menyesal sangat dalam telah kenal, but sometimes gue bersyukur.
Kenapa sih kenapa.
Hal ini melahirkan gue dengan karakter baru, dingin dan tega dengan level yang lebih extreme.
Gimana caranya ya Tuhan untuk total melupakan dan memaafkan..
Gimana caranya..
Kalau pun bisa nge reset perasaan, pasti udah gue lakuin, tapi gabisa.
Apa akarnya semua ini.
Kenapa bisa gini.
Belum bisa healing, gue akuin belum sempurna healing.
Orang diluar sana ga akan bisa bantu dengan kebajikan2,
Gue yang harus menciptakan sendiri, tapi gue belum ketemu how nya.
Semakin gue berpikir untuk fine, semakin parah juga kekeselan itu muncul, karena muncul semua ingatan2 jelek dipikiran.
So, kata ikhlaskan itu sangat mengagetkan gue, dan gue harus buka gembok ikhlas itu,
Butuh waktu pasti, tapi yang terpenting adalah gue ada niatan untuk healing dan forgive.
Masih banyak sebenernya pengen gue ceritain, tapi berhubung gue ngantuk, segini dulu ya, untuk next cerita akan dibuatkan dengan judul yang berbeda.
Komentar
Posting Komentar