Jiwa Yang Layu
Happy New Year 2020~
Tidak terasa gue sudah 9 tahun di dunia per bloggeran ini.
I hope this year is more happy then last year.
Ga muluk2 deh mau ini itu, kalau ga bahagia juga ga guna.
Sejujurnya gue sangat senang bisa lepas dari 2019, buat gue tahun itu mengerikan, tahun dimana masa2 terberat gue after wisuda. Btw gue wisuda pertengahan 2017.
2019 penuh dengan masalah silih berganti, masalah dengan orang (pernah sampai merasa seperti bawa batu di dalam diri), penuh dengan kesepian, penuh dengan pikiran jenuh, penuh dengan pengen mati aja, penuh dengan berpura-pura bahagia.
Ya gue juga manusia yang bisa menyakiti hati orang lain juga tanpa sadar maupun sadar, ga ada pembelaan apapun dari gue, ya gue pun mungkin adalah orang yang ngeselin bagi sebagian orang.
Gue tidak bangga akan hal ini.
Gue diam? Anda beruntung, itu menyelamatkan hidup anda.
Gue selalu diam? Ya berarti anda tidak cukup menarik utk diajak ngobrol, begitu pula dng kalian menilai gue sama.
But, ada yang hilang di awal tahun 2020, semangat untuk berjuang. Semangat untuk meniti bisnis lagi.
Dengan segala hal-hal yang gue jalani, gue rasanya ingin menyerah, bertolak belakang banget sama kepribadian.
Dasar mental lemah.
Rasanya juga pihak eksternal sudah ga mempan lagi untuk memberi motivasi pada diri ini. Jiwa yang sudah layu.
Dasar lemah.
But, sebenarnya ada satu hal yang berpengaruh besar terhadap gue sekarang ini.
Hal tersebut masih terkunci rapat, dan kuncinya berada di tumpukan jerami.
Gue menunggu kunci itu ketemu dan evertything is okey.
Tapi dimana? Kapan? Bagaimana?
Lemah.
Pusing.
Rasa pride diri ini sangat tinggi, itu juga sangat membebani pikiran ini tiap harinya.
Gue tau, harus diperjuangkan, tapi rasanya bentrok banget sama kepribadian ini, ditambah kunci itu belum dapat.
Apakah kalau gue memulai kembali dengan perasaan dan mental yang seperti ini akan ada dampak yang baik atau akan membuang waktu saja?
Komentar
Posting Komentar