Mt. Abang for Two Times

Rabu, 24 Mei 2017 pukul 12 malam gue sama team pendakian (christel, revita, frans, Daniel, andreas, anriz, rit, mella, dan dito) bergegas menuju Gunung Abang. Waktu tempuh saat itu sangatlah cepat.
ini untuk kedua kalinya gue mendaki Gunung Abang. (namanya beneran Abang loh)

Ga nyampe 2 jam kita sudah di bawah kaki gunung.
Sesampainya disana, ada sebuah pos untuk membayar biaya pendakian Rp 15.000 per orang. Setelah itu kita langsung bersiap-siap untuk memulai pendakian.

Sepanjang pendakian kabut tebal dimana mana. Jarak pandang saat itu adalah cuma 1 meter aja. Kabut tebal, hujan, dan dingin menemani kami saat itu.

Bisa dikatakan mendaki kali ini adalah salah satu kondisi paling ekstream gue. Dimana gue ga membawa jas hujan. Temen-temen yang lain bawa jas hujan sih, gue Christel Frans dan Daniel saja ga pake mantel. Tapi gue sangat bersyukur jacket gue itu anti air. Gila. Gue kaget. Gue juga baru pertama kali ini pake jacket ini. Gue inget banget nih jacket gue beli tahun 2011 atau 2012 pas kelas 12 SMA, seharga Rp 20.000 di Pasar Senen. #skip ngomongin jacket

Pos demi pos kita lalui. Seneng ketika kita sudah berada di pos 2. Berarti ga lama lagi kita akan sampai di puncak.

Perjalanan dari pos 1 ke pos 2 memang memakan waktu yang cukup lama, tetapi medan yang dilalui masih tergolong sedang.

Sedangkan dari pos 2 ke puncak, memakan waktu cukup lama juga dan medan yang di lalui cukup sulit. Bagi pendaki pemula hal ini akan cukup menimbulkan pemikiran “menyesal’ karena ikut mendaki nih gunung.

Hujan, kabut tebal, udara dingin, ngantuk menjadi pergumulan kita semalam itu. Bagaimana tidak? Hujan berhenti jam 6 pagi. Saat mendaki juga, banyak sekali aliran air dari atas yang membuat sepatu kita basah. Bayangkan saja mendaki dengan keadaan sepatu basah.

Tetapi setelah sampai di puncak, semua itu terbayar dengan keindahan gunung abang, tumbuh-tumbuhan yang hijau, danau , dan laut dapat terlihat dari puncak. Cukup mengasyikkan. Lalu kita photo-photo deh buat kenang-kenangan. Cukup kaget juga melihat kondisi abang untuk kali ini yang dimana Abang tumbuh-tumbuhannya lebih hijau, sangat hijau bahkan daripada 2 tahun lalu saat gue mendaki Abang, gersang.

Gatau kenapa walaupun mendaki gunung itu susah susah gampang, tetapi setelah turun akan ada rasa ingin kembali untuk mendaki, walaupun kita tahu betul bagaimana sulitnya mendaki itu. (tapi tergantung gunung sih).


Buat temen-temen di Bali yang masih awam dengan mendaki, bisa mencoba mendaki gunung batur terlebih dahulu, karena gunung ini cocok untuk pemula. Tapi bila ingin langsung mendaki gunung abang ataupun gunung agung,  siapkan kondisi fisik kalian lebih lagi, supaya badan kalian tidak kaget.









Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer